MASALAh sosial
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Semester 1
Mata Kuliah ILMU SOSIAL
DAN BUDAYA DASAR
MANAJEMEN 1-D
FAKULTAS EKONOMI
“UNIVERSITAS KUNINGAN”
Kampus 1 : Jl. Cut Nyak Dien
No.36A Kuningan, Telp./Fax.(0232) 874824
Kata Pengantar
Pujisyukur Alhamdulillah kami
panjatkankehadirat Allah SWT yang telahmemberikan
banyaknikmatnyakepadapenulissehinggaatasberkatdanrahmatsertakarunia-Nyalahpenulisdapatmenyelesaikantugasmakalah
yang berjudul “MASALAH SOSIAL” inisesuaidenganwaktu yang
penulisrencanakan.
TerimakasihpenulissampaikanjugakepadaDosen ISBD yang
telahmemberikankesempatanbagipenulisuntukmengerjakantugasini,
sehinggapenulismenjadilebihmengertidanmemahamitentangmasalah sosial,
taklupapenulisjugamengucapkanterimakasih yang sebesar –
besarnyakepadaseluruhpihak yang
baiksecaralangsungmaupuntidaklangsungtelahmembantudalamupayapenyelesaianmakalahinibaikmendukungsecaramorilmaupunmateril.
Makalahinidisusundalamrangkamemenuhisalahsatusyaratpenilaian
Mata KuliahISBD, Penyusunanmakalahinitidakberniatuntukmengubahmateri yang
sudahtersusun.Namun, hanyalebihpendekatanpada study banding
ataumembandingkanbeberapamateri yang samadariberbagaireferensi. Dan
semogabisamemberitambahanpengetahuanbagikitasemua.
Ibaratpepatah “Tak Ada Gading Yang TakRetak”,
makabegitupulalahdenganhalnyamakalahini,
walaupunpenulistelahberusahasemaksimalmungkin,
akantetapipenulismenyadaribahwamasihbanyakterdapatkesalahan,
kekurangandankehilafandalampenulisanmakalahini. Untukitu, saran
dankritiktetappenulisharapkan demi perbaikanmakalahinikedepan.Akhir kata
penulisberharapmakalahinidapatbermanfaatbagikitasemua.TerimaKasih.
Kuningan, Januari 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR
ISI................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. LatarBelakang............................................................................. 1
B. RumusanMasalah....................................................................... 1
C. TujuanMakalah.......................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A. Pengantar.................................................................................. 3
B. MasalahSosial, Batasan,
danPengrtian......................................... 3
C. DefinisiMasalahSosial.................................................................. 4
D. KlasifikasiMasalahSosial.............................................................. 6
E. Ukuran-ukuranSosiologisTerhadapMasalahSosial........................ 7
BAB
III
MACAM
MASALAH SOSIAL........................................................................ 9
1. MasalahKependudukan.............................................................. 9
2. TindakKejahatan......................................................................... 11
3. MasalahSampah......................................................................... 11
4. PencemaranLingkungan............................................................. 28
BAB IV
PENUTUP.................................................................................................. 41
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................... 42
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring
dengan majunya teknologi dan kemajuan jaman yang semakin Canggih
menimbulkan
perubahan sosial, penurunan sektor ekonomi, tingkat kebutuhan yang tinggi
hingga pengaruh dari luar yang sangat pesat, dan keinginan untuk memuaskan diri
sendiri. Sehingga banyaknya muncul permasalahan sosial yang terjadi
dimasyarakat. Masalah sosial dapat diartikan. suatu ketidakseusaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial atau diri sendiri. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada
dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial kegoyahan atau perasaan merasa
terganggu atau merugikan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat tersebut. Hal
ini penting untuk diketahui karena agar kita tahu dan harus berbuat seperti apa
menghadapi permasalahan sosial ini karena permasalahan sosial ini sulit
diselesaikan karena menyangkut batin yang bersangkutan .
Masalah sosial ini perlu di bahas karena banyaknya penyimpangan dan berbagai
masalah kehidupan sosial di lingkungan sekitar kita yang terkadang masyarakat
tidak mengetahui bagaimana cara mengatasi permasalahan sosial tersebut,
bagaimana permasalahan itu terjadi dan bagaimana agar tidak terjerumus
dan mengurangi permasalahan sosial . Peranan sosiologi sangat berpengaruh
karena sosiologi adalah ilmu yang mempelajari gejala sosial di masyarakat dan
disini peranan sosiologi untuk menganalisa bagaimana permasalahan sosial ini
terjadi dan penyebab permasalahan sosial ini terjadi. Jadi, permasalahan sosial
dapat di tanggulangi dan bagaimana cara mengurangi pembuat masalah sosial ini.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa itu masalah sosial dalam sudut pandang sosiologi?
2.
Ada apa saja masalah sosial yang sering terjadi ?
3.
Mengapa permasalahan sosial itu bisa terjadi ?
4.
Dimana permasalahan sosial itu sering terjadi ?
5.
Bagaimana cara mengatasi permasalahan sosial itu ?
6.
Siapa yang berperan untuk mengatasi permasalah sosial ini?
C.Tujuan Makalah
1. Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar
2. Mengetahui macam-macam masalah sosial
3. Mengetahui akibat yang timbul dari masalah-masalah
sosial
4. Berusaha mengatasi berbagai akibat dari masalah
sosial yang terjadi
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengantar
Sosiologi menelaah gejala-gejala yang ada dalam masyarakat seperti norma
–norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat , lembaga – lembaga kemasyarakatan
, proses perubahan sosial dan kebudayaan , serta perwujudannya. Tidak semua
gejala–gejala berlangsung normal sebagaimana dikehendaki masyarakat
bersangkutan . Gejala –gejala yang tidak dikehendaki merupakan gejala abnormal
atau gejala – gejala patalogis. Hal itu terjadi karena unsur–unsur
masyarakat tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga terjadi kekecewaan
dan penderitaan .Gejala abnormal disebut masalah–masalah sosial. Masalah sosial
berbeda dengan problema masalah lainnya di dalam masyarakat, karena masalah
sosial berhubungan erat dengan nilai sosial dan lembaga kemasyarakatan .
Masalah tersebut bersifat sosial karena bersangkut-paut dengan hubungan antar
manusia dan di dalam kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normatif. Hal
ini dinamakan masalah karena bersangkut-paut dengan gejala yang mengganggu
kelanggengan dalam masyarakat. Dengan demikian, masalah – masalah sosial
menyangkut nilai-nilai sosial yang mencakup pula segi moral, karena untuk dapat
mengklasifikasikan suatu persoalan sebagai masalah sosial harus digunakan
penilaian sebagai pengukurannya .
B. Masalah Sosial, Batasan dan Pengertian
Persoalan dibedakan antara dua macam persoalan, yaitu antar masyarakat(Scientific
or societal problem) dengan problema sosial (ameliorative or
social problems). Yang pertama menyangkut macam-macam gejala kehidupan
masyarakat sedangkan yang kedua meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat
dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan menghilangkannya.Sosiologi
menyelidiki pesoalan umum dalam masyarakat dengan maksud menemukan dan
menafsirakan kenyataan-kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Sosilogi berusaha
untuk memahami kekuatan-kekuatan dasar yang berada di belakang tata kelakuan
sosial. Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral masalah tersebut
merupakan persoalan, karena menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah
tersebut merupakan persoalan, karena menyangkut tata kelakuan yang immoral,
berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Sebab itu masalah-masalah sosial
tak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat
mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Sosilogi
menyangkut teori yang hanya dalam batas tertentu menyangkut nilai-nilai sosial
dan moral, yang hanya terpokok adalah aspek ilmiah.
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau, menghambat
terpenuhinya keinginankeinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga
menyebabkan kepincangan ikatan sosial. dalam keadaan normal terdapat integrasi
serta keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan antara unsur-unsur kebudayaan
atau masyarakat.
Masalah sosial dapat dikategorikan
menjadi 4 jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : Penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : Penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
C. Definisi Masalah Sosial Menurut
Para Ahli
Sebenarnya masalah sosial merupakan
hasil dari proses perkembangan masyarakat. Artinya problema tadi memang
sewajarnya timbul apabila tidak diinginkan adanya hambatan-hambatan terhadap
penemuan-penemuan baru atau gagasan baru. Banyak perubahan yang bermanfaat bagi
masyarakat, walau kadang mengakibatkan kegoncangan terutama bila perubahan
berlangsung dengan sangat cepat dan bertubi-tubi. Masalah sosial timbul ketika
dalam jangka waktu tertentu masyarakat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan sosial yang ada. Kekurangan dalam diri manusia atau
kelompok sosial yang bersumber pada faktor ekonomi, biologis psikologis, budaya
juga menjadi penyebab utama timbulnya masalah sosial ini.
Ø Perspektif
Sosiologi
Masalah Sosial adalah situasi yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai perlu diatasi (dipemecahankan). Pandangan
pekerja sosial adalah terganggunya fungsi sosial, sehingga mempengaruhi
kemampuan memenuhi kebutuhan, dan peranan-peranannya di masyarakat. Kondisi
yang dipandang orang atau masyarakat sebagai situasi yang tidak diharapkan.
Ø Menurut
Gillin dan Gillin
Masalah sosial merupakan suatu
ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang ada dalam masyarakat, yang membahayakan
kehidupan kelompok sosial. Atau, menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan
pokok warga kelompok sosial tersebut sehingga menyebabkan kepincangan sosial.
Apabila antara unsur moral, politik, pendidikan, agama, kebiasaan dan ekonomi
terjadi bentrokan, maka hubungan sosial akan ikut terganggu sehingga mungkin
akan terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok.Menurut Horton dan Leslie, 1984
Situasi sosial yang tidak diinginkan
oleh sejumlah orang karena dikhawatirkan akan mengganggu sistem sosial dan
perilaku orang-orang yang terlibat di dalamnya adalah perilaku yang menyimpang
dari nilai atau norma-norma.
Ø Zastrow,
2000
Masalah sosial adalah suatu kondisi
sosial yang mempengaruhi sejumlah besar orang yang memerlukan perbaikan segera
dengan sekumpulan tindakan-tindakan.
Ø Pincus dan
Minahan, 1975
Masalah sosial adalah suatu situasi
atau kondisi sosial yang dievaluasi oleh orang-orang sebagai suatu situasi atau
kondisi yang tidak mengenakkan atau situasi problematic.
Ø Menurut
Soerjono Soekanto
Masalah sosial (problema sosial)
merupakan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam masyarakat, bersifat
sosial dan berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Jadi pada dasarnya masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial
dan moral. Oleh karena itu masalah sosial tidak akan mungkin dibahas tanpa
mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat tentang apa yang dianggap baik dan
apa yang dianggap buruk.
Ø Coleman, J.W
and Cressey, D.R. 1984
Masalah sosial merupakan suatu
gejala (fenomena) sosial yang mempunyai dimensi atau aspek kajian yang sangat
luas atau kompleks, dan dapat ditinjau dari berbagai perspektif (sudut pandang
atau teori). Suatu fenomena atau gejala kehidupan dikatakan sebagai masalah
sosial (social problems) adalah apabila:
1. Sesuatu yang dilakukan seseorang itu
telah melanggar atau tidak sesuai dengan nilai-norma yang dijunjung tinggi oleh
kelompok;
2.Sesuatu yang dilakukan individu atau kelompok itu
telah menyebabkan terjadinya disintegrasi kehidupan dalam kelompok; dan
3.Sesuatu yang dilakukan inidividu atau kelompok itu
telah memunculkan kegelisahan, ketidakbahagiaan individu lain dalam kelompok.
Dari definisi di atas dapat
disimpulkan unsur-unsur masalah sosial yaitu:
ü Adanya suatu
situasi atau kondisi sosial;
ü Adanya
sekelompok orang yang mengevaluasi situasi atau kondisi sosial tersebut;
ü Adanya
evaluasi terhadap situasi atau kondisi sosial tersebut sebagai tidak
mengenakkan;
ü Adanya
alasan-alasan mengapa situasi atau kondisi tersebut sebagai tidak mengenakkan.
D. Klasifikasi Masalah Sosial dan Sebab-sebabnya
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau
kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologi,
biopsikologis dan kebudayaaan. Setiap masyarakat mempunyai norma yang
bersangkut-paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan
mental, serta penyesuaian diri individu atau kelompok sosial. Penyimpangan
terhadap norma tersebut merupakan gejala abnormal yang merupakan maslah sosial.
Sesuai dengan sumber-sumbernya tersebut, maka masalah sosial dapat
diklasifikasikan dalam empat kategori problema-problema yang berasal dari
factor ekonomis antara lain kemiskinan, penganggruan dan sebagainya. Penyakit,
misalnya bersumber pada factor biologis. Dari faktor psikologis timbul persolan
seperti penyakit syaraf(neurosis), bunuh diri, disorganisasi jiwa dan
seterusnya. Sedangkan persoalan yang menyangkut perceraian, kejahatan,
kenakalan anak-anak, konflik rasial dan keagamaan bersumber pada faktor
kebudayaan.
E. Ukuran-ukuran Sosiologis terhadap Masalah Sosial
Di dalam menentukan apakah suatu masalah-masalah problema sosial atau tidak,
sosiologi menggunakan bebrapa pokok persoalan sebagai ukuran, yaitu :
1.
Kriteria Utama suatu masalah sosial
Yaitu, tidak adanya perseusaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial
dengan kenyataan serta tidakan-tindakan soisal. Unsur-unsur yang p[ertama dan
pokok dari masalah sosial adalah adnya perbedaan yang mencolok antara
nilai-nilai dengnan kondisi-kondisi nyata kehidupan. Artinya, adanya
kepincangan-kepincangan antara anggpan-anggpan masyarakat tentang apa yang
seharusnya terjdi, dengan apa yang terjadi dalam kenyataan hidup.
2.
Sumber-sumber Sosial Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari
atau langsung pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial sebab,
terpenting masalah sosial haruslah bersifat sosial, Jadi, kejadian-kejadianyang
tidak bersumber pada perbuatan manusia, bukanlahmerupakan masalah sosial.
Akibat dari gejala-gejala tersebut, baik gejala sosial maupun gejala bukan
sosial, menyebabkan masalah sosial. inilah yang menjadi ukuran bagi sosiologi.
3.
Pihak-pihak yang menetapkan Apakah suatu kepincangan
merupakan masalah Sosial atau Tidak
Dalam masyarakat merupakan gejala yang wajar jika sekelompok warga masyarakat
menjadi pemimpin masyarakat tersebut. Golongan kecil tersebut mempunyai
kekuasaan dan wewenang yang lebih besar dari orang-orang lain untuk membuat
serta menentukan kebijaksanaan sosial. Sukar untuk membayangkan bahwa setiap
warga msyarakat harus menentukan nilai sosial , untuk kemudian dilebur menjadi
satu pendapat. Hal itu tidak mungkin, karena manusia seusai dengan kedudukan
dan perannya dalam masyarakat, mem[unyai nilai dan kepentingan berbeda.
Diferensiasi dalam masyarakat tersebut sangat tinggi, maka mudah terjadi
konflik antar nilai dengan kepentingan.
4. Manifest Social problems dan Latent Social Problems
a.Manifest social problem merupakan
masalah yang timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan-kepincangan dalam
masyarakat. Kepincangan dikarenakan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan
nilai yang ada dalam masyarakat. Masyarakat pada umumnya tidak menyukai
tindakan-tindakan yang menuimpang
b.Latent social problems menyangkut
hal-hal yang berlawan dengan nilai-nilai masyarakat, akan tetapi tidak diakui
demikian halnya.
Sehubungan dengan masalah sosial terdiri atas, sosiologi tidaklah bertujuan
untuk membentuk manusia-manusi yang bijaksana dan selalu baik dalam tindakannya.
Akan tetapi untuk membuka mata agar mereka memperhitungkan akibat segala
tindaknnya.
5.Perhatian Masyarakat dan Masalah Sosial
Suatu kejadian yang merupakan masalah sosial belum tentu mendapat perhatian
dari masyarakat. Sebaliknya, suatu kejadian yang mendapat sorotan masyarakat,
belum tentu merupakan masalah sosial. hal ini perlu diketahuai bahwa semakin
jauh jarak sosial antara orang-roang yang kemalangan dengan orang-orang yang
mengetahui hal itu, semakin kecil pula simpati timbul dan juga semakin kecil
perhatian terhadap kejadian tersebut .
Suatu problem yang merupakan manifest social problem adalah
kepincangan-kepincangan yang menurut keyakinan masyarakat dapat diperbaiki,
dibatasi atau bahkan dihilangkan. Lain halnya dengan latent social problem yang
sulit diatasi, karena walaupun masyarakat tidak menyukainya, tetapi masyarakat
tidak bedaya mengatasinya. Di dalam mengatasi problema tersebut, sosiologi
seharusnya berpegang pada kedua macam problema tersebut yang didasarakan pada sistem
nilai-nilai masyarakat; sosiologi seharusnya mendorong masyarakat untuk
memperbaki kepincangan-kepincangan yang diterimanya sebagai gejala abnormal
yang mungkin dihilangkan.
BAB
III
PEMBAHASAN
MASALAH SOSIAL
Contoh Masalah Sosial Yang Ada Dalam
Masyarakat
1. Masalah-masalah Kependudukan
Masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu
disebut penduduk. Jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah menentukan padat
tidaknya di wilayah tersebut. Kita akan membahas beberapa masalah kependudukan
yang terjadi di negara kita. Masalahmasalah kependudukan yang terjadi di
Indonesia antara lain persebaran penduduk yang tidak merata, jumlah penduduk
yang begitu besar, pertumbuhan penduduk yang tinggi, rendahnya kualitas
penduduk, rendahnya pendapatan per kapita, tingginya tingkat ketergantungan,
dan kepadatan penduduk.
Wilayah negara kita sangat luas. Penduduk yang tinggal di
wilayah negara kita tidak merata. Ada daerah yang sangat padat, namun ada juga
daerah yang sangat jarang penduduknya. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
sangat padat. Menurut sensus tahun 2000, setiap satu kilometer persegi didiami
lebih dari dua belas ribu orang. Ini sangat berbeda dengan Provinsi Kalimantan
Barat. Di sana hanya ada 27 orang yang mendiami wilayah seluas satu kilometer
persegi.
Jumlah penduduk Indonesia sangat banyak. Indonesia menduduki
urutan keempat negara terbanyak jumlah penduduk setelah Cina, India, dan
Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun
2000 adalah 205,8 juta jiwa.
Jumlah penduduk Indonesia sudah sangat banyak. Jumlah ini
akan terus bertambah karena pertumbuhan jumlah penduduk juga tinggi. Hal ini
disebabkan oleh angka kelahiran lebih tinggi dibandingkan dengan angka
kematian.
Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Ini
mempengaruhi kualitas atau mutu penduduk Indonesia. Masyarakat Indonesia kurang
memiliki keahlian dan keterampilan dalam bekerja. Akibatnya, masyarakat
mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan yang bagus.
Pendapatan per kapita artinya rata-rata pendapatan penduduk
setiap tahun. Pendapatan per kapita penduduk Indonesia masih rendah. Remdahnya
pendapatan per kapita rendah berkaitan erat dengan banyaknya masyarakat miskin.
Penduduk yang tidak tidak bekerja disebut penduduk yang
tidak produktif. Biasanya penduduk yang tidak bekerja adalah yang telah berusia
lanjut atau masih anak-anak dan remaja. Mereka ini disebut usia nonproduktif.
Penduduk nonproduktif menggantungkan hidupnya pada penduduk produktif
(bekerja). Karena usia nonproduktif tinggi, maka tingkat ketergantungan di Indonesia
cukup tinggi.
Beberapa kota besar di Indonesia sangat padat. Tingginya
kepadatan penduduk menyebabkan masalah-masalah sosial seperti pengangguran,
kemiskinan, rendahnya pelayanan kesehatan, meningkatnya tindak kejahatan, pemukiman
kumuh, lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat, dan sebagainya.
Pemerintah terus berupaya mengatasi masalah-masalah
kependudukan di atas. Upaya
yang
sudah dijalankan pemerintah antara lain sebagai berikut.
1.
Menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana.
2.
Melaksanakan program transmigrasi.
3.
Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan.
4.
Membuka lapangan kerja sebanyak mungkin, dan sebagainya.
Contoh tindak kejahatan adalah
pencurian, perampokan, penjambretan, pencopetan, pemalakan, korupsi,
pembunuhan, dan penculikan. Banyaknya tindak kejahatan menciptakan rasa tidak
aman. Perampokan dan penodongan menggunakan senjata api sering terjadi di kota
besar. Di desa pun sering terjadi pencurian. Misalnya, ada yang mencuri ternak,
hasil pertanian, hasil hutan, dan sebagainya.
Tindak kejahatan pencurian dan perampokan sering disebakan
oleh masalah kemiskinan dan pengangguran. Karena itu, pemerintah dan masyarakat
harus berusaha keras untuk menciptakan lapangan kerja. Selain itu, kualitas dan
pemerataan pendidikan harus ditingkat-kan untuk meningkatkan keterampilan dan
keahlian warga. Sementara itu, aparat keamanan, terutama polisi harus mampu
memberantas tindak kejahatan. Masyarakat diharapkan membantu polisi.
Sampah adalah bahan yang tidak
mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam
pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”.
Sampah adalah suatu bahan yang
terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam
yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen,
Ecolink, 1996).
Berangkat dari pandangan tersebut
sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari-hari
masyarakat. Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan
dari:
1.
Rumah tangga
2.
kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran, tempat
hiburan.
3.
fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit,
klinik, puskesmas
4.
fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman,
jalan,
5.
Industri
6.
hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai.
A.
Penggolongan Sampah
- Sampah Organik
sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah
anorganik (sampah kering). Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun
tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan
pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam
proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll.
b.
Sampah Anorganik
Sampah
Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak
bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam
seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak
dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam
waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya
berupa botol, botol, tas plsti. Dan botol kaleng
Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian.
Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi
karena kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik
lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok
sampah anorganik.
B. Dampak
Sampah bagi Manusia dan lingkungan
Sudah
kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah
tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan
dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan teknologi juga
menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.
Dampak
bagi kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai
(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi
beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing
yang dapat menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah
sebagai berikut:
- Penyakit diare, kolera, tifus
menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan
tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic
fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya
kurang memadai.
- Penyakit jamur dapat juga menyebar
(misalnya jamur kulit).
- Penyakit yang dapat menyebar
melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang
dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam
pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
- Sampah beracun: Telah dilaporkan
bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang
telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang
dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke
dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan
dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam
air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain
berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
Dampak Terhadap Keadaan Social Dan Ekonomi
- Pengelolaan sampah yang kurang
baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau
yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran
dimana-mana.
- Memberikan dampak negatif terhadap
kepariwisataan.
- Pengelolaan sampah yang tidak
memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini
adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit)
dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).
- Pembuangan sampah padat ke badan
air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas
pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
-
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika
sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung
membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan
dan diperbaiki.
C.
Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan
NETIZEN
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat
ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor
pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang
berbahaya dan sulit dikelola.
Diperlukan waktu puluhan bahkan
ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-benar
terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik
ternyata sebesar fungsinya juga.
Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar
plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan
sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai,
partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.
Jika dibakar, sampah plastik akan
menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses
pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin.
Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain
memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan
memicu depresi.
Kantong plastik juga penyebab
banjir, karena menyumbat saluran-saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan
banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk.
Diperkirakan, 500 juta hingga satu
miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini
dibentangkan maka, dapat membukus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali
lipat! Coba anda bayangkan begitu fantastisnya sampah plastik yang sudah
terlampau menggunung di bumi kita ini. Dan tahukah anda? Setiap tahun, sekitar
500 milyar – 1 triliyun kantong plastik digunakan di seluruh dunia.
Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya
(coba kalikan dengan jumlah penduduk kotamu!) Lebih dari 17 milyar kantong
plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap
tahunnya. Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di
kota-kota besar.
Sejak proses produksi hingga tahap
pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan
produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon
setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan
di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.
D. Usaha Pengendalian Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah
secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi
landfill yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah,
justru memberikan permasalahan lingkungan yang baru. Kerusakan tanah, air
tanah, dan air permukaan sekitar akibat air lindi, sudah mencapai tahap yang
membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan.
Gambaran yang paling mendasar dari
penerapan teknologi lahan urug saniter (sanitary landfill) adalah kebutuhan
lahan dalam jumlah yang cukup luas untuk tiap satuan volume sampah yang akan
diolah. Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota yang memiliki lahan
dalam jumlah yang luas dan murah. Pada kenyataannya, lahan di berbagai kota
besar di Indonesia dapat dikatakan sangat terbatas dan dengan harga yang tinggi
pula. Dalam hal ini, penerapan lahan urug saniter sangatlah tidak sesuai.
Berdasarkan pertimbangan di atas,
dapat diperkirakan bahwa teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah di
atas, adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan.
Konsep utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat adalah reduksi volume
secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut
adalah teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan menggunakan
insinerator.
Teknologi insinerasi membutuhkan
luas lahan yang lebih hemat, dan disertai dengan reduksi volume residu yang
tersisa ( fly ash dan bottom ash ) dibandingkan dengan volume sampah semula.
Ternyata pelaksanaan teknologi ini
justru lebih banyak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan berupa
pencemaran udara. Produk pembakaran yang terbentuk berupa gas buang COx, NOx,
SOx, partikulat, dioksin, furan, dan logam berat yang dilepaskan ke atmosfer
harus dipertimbangkan. Selain itu proses insinerator menghasilakan Dioxin yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya kanker, sistem kekebalan,
reproduksi, dan masalah pertumbuhan.
Global Anti-Incenatot Alliance
(GAIA) juga menyebutkan bahwa insinerator juga merupakan sumber utama
pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat kuat, yang
mengganggu sistem motorik, sistem panca indera dan kerja sistem kesadaran.
Belajar dari kegagalan program pengolahan sampah di atas,
maka paradigma penanganan sampah sebagai suatu produk yang tidak lagi
bermanfaat dan cenderung untuk dibuang begitu saja harus diubah. Produksi
Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang
industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk
samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan
produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
E.
Prinsip-prinsip Produksi Bersih
adalah
prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian, misalnya, dengan
menerapkan Prinsip 4R, yaitu:
- Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
- Re-use (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
- Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah kaca, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban atas upaya memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang material tersebut.
- Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.
Selain itu, untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan (
sustainable development ), saat ini mulai dikembangkan penggunaan pupuk organik
yang diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harganya kian
melambung. Penggunaan kompos telah terbukti mampu mempertahankan kualitas unsur
hara tanah, meningkatkan waktu retensi air dalam tanah, serta mampu memelihara
mikroorganisme alami tanah yang ikut berperan dalam proses adsorpsi humus oleh
tanaman.
Penggunaan kompos sebagai produk
pengolahan sampah organik juga harus diikuti dengan kebijakan dan strategi yang
mendukung. Pemberian insentif bagi para petani yang hendak mengaplikasikan
pertanian organik dengan menggunakan pupuk kompos, akan mendorong petani
lainnya untuk menjalankan sistem pertanian organik. Kelangkaan dan makin
membubungnya harga pupuk kimia saat ini, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh
pemerintah untuk mengembangkan sistem pertanian organik.
F.
Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah
Dari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan
bahwa penanganan masalah sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh
Pemerintah Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota). Pada tingkat perkembangan
kehidupan masyarakat dewasa ini memerlukan pergeseran pendekatan ke pendekatan
sumber dan perubahan paradigma yang pada gilirannya memerlukan adanya campur
tangan dari Pemerintah.
Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan,
pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan. Berangkat dari pengertian
pengelolaan sampah dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu penetapan
kebijakan (beleid, policy) pengelolaan sampah, dan pelaksanaan pengelolaan
sampah.]
Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah
Pusat karena mempunyai cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini
meliputi :
- Penetapan Instrumen Kebijakan:
a. instrumen regulasi: penetapan aturan
kebijakan (beleidregels), undang-
undang dan hukum yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan
undang dan hukum yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan
b. instrumen ekonomik: penetapan
instrumen ekonomi untuk mengurangi
beban penanganan akhir sampah (sistem insentif dan disinsentif) dan
pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang menghasilkan sampah, serta
melakukan uji dampak lingkungan
beban penanganan akhir sampah (sistem insentif dan disinsentif) dan
pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang menghasilkan sampah, serta
melakukan uji dampak lingkungan
2.
Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai
kembali (re-
use), dan mendaur-ulang (recycling) sampah, dan mengganti (replace);
use), dan mendaur-ulang (recycling) sampah, dan mengganti (replace);
- Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan;
- Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah:
a. Penetapan kriteria dan standar
minimal penentuan lokasi penanganan
akhir sampah;
akhir sampah;
b. penetapan lokasi pengolahan akhir
sampah;
c. luas minimal lahan untuk lokasi
pengolahan akhir sampah;
d. penetapan lahan penyangga.
G. Kompos, Alternatif Problem Sampah
Sampah terdiri dari dua bagian,
yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah
mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang
sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan bahaya pencemaran yang mungkin terjadi
dan menghasilkan keuntungan.
Teknologi pengomposan sampah sangat
beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan
tambahan.
Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan
bahan-bahan organik secara biologis dalam temperatur thermophilic (suhu
tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke
tanah. Pengomposan dapat dilakukan secara bersih dan tanpa menghasilkan
kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan.
Teknologi pengomposan sampah sangat
beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan
tambahan. Bahan tambahan yang biasa digunakan Activator Kompos seperti Green
Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau
menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Keunggulan dari
proses pengomposan antara lain teknologinya yang sederhana, biaya penanganan
yang relatif rendah, serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang banyak
(tergantung luasan lahan).
Pengomposan secara aerobik paling
banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak
membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh
mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan
pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan
udara dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini
merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian
di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi
tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan
dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis,
menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan,
sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan
sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan baku pengomposan adalah semua
material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan,
sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian.
Polusi atau pencemaran lingkungan
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen
lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfingsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup No. 4 Tahun 1982). Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan
manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu
lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia,
yang dapat dicegah dan dikendalikan. Karena kegiatan manusia, pencermaran
lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari.
Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran,
dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya
agar tidak mencemari lingkngan. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan
pencemaran di sebut polutan.Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila
keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya,
karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi
bila lebih tinggi dari 0,033%dapat memberikan efek merusak.
- Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
1.Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2.Berada pada waktu yang tidak tepat.
3.Berada di tempat yang tidak tepat.
- Sifat polutan adalah :
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi
dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila
konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat
terakumulasi dalam tubuh sampai tingkatyang merusak.
Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
MACAM-MACAM
PENCEMARAN LINGKUNGAN
A. Berdasarkan Tempat Terjadinya
Menurut tempat terjadinya,
pencemaran dibedakan menjadi pencemaran udara, air, dan
tanah.
1) Pencemaran Udara
Pencemaran
udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2, hasil pembakaran, SO,
SO2, CFC, CO, dan asap rokok.
a)
CO2
Pencemaran
udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2 di udara.
Karbon dioksida itu berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan
bakar fosil (batubara, minyak bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang,
dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara tidak segera diubah
menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutandi seluruh dunia yang
ditebang. Sebagaimana diuraikan diatas, hal demikian dapat mengakibatkan efek
rumah kaca.
b)
CO
Di
lingkungan rumah dapat pula terjadi pencemaran. Misalnya, menghidupkan mesin
mobil di dalam garasi tertutup. Jika proses pembakaran di mesin tidak sempurna,
maka proses pembakaran itu menghasilkan gas CO (karbon monoksida) yang keluar
memenuhi ruangan. Hal ini dapat membahayakan orang yang ada di garasi tersebut.
Selain itu, menghidupkan AC ketika tidur didalam mobil dalam keadaan tertutup
juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot akan masuk ke dalam mobil, sehingga
dapat menyebabkan kamatian.
c)
CFC
Pencemara
dara yang berbahaya lainnya adalah gas khlorofluoro karbon (disingkat CFC). Gas
CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak beraksi, tidak berbau, tidak
berasa, dan tidak berbahaya. Gas ini dapat digunakan misalnya
untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (freon), pendingin pada
almari es, dan penyemprot rambut (hair spray).
Gas
CFC yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer terdapat lapisan gas ozon
(O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung bumi dari pengaruh cahaya
ultraviolet. Kalau tidakl ada lapisan ozon, radiasi cahaya ultraviolet mencapai
permukaan bumi, menyebabkan kematian organisme, tumbuhan menjadi kerdil,
menimbulkan mutasi genetik, menyebebkan kanker kulit atau kanker retina mata.
Jika gas CFC mencapai ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga
lapisan ozon tersebut “berlubang” yang disebut sebagai “lubang” ozon.
Menurut
pengamatan melalui pesawat luar angkasa, lubang ozon di kutub Selatan semakin
lebar. Saat ini luasnya telah melebihi tiga kali luas benua Eropa. Karena itu
penggunaan AC harus dibatasi.
d)
SO, SO2
Gas
belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh pembakaran fosil
(minyak, batubara). Gas tersebut dapat beraksi dengan gas nitrogen oksida dan
air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam. Maka terjadilah hujan asam.
Hujan
asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati. Produksi pertanian
merosot. Besi dan logam mudah berkarat. Bangunan–bangunan kuno, seperti candi,
menjadi cepat aus dan rusak. Demikian pula bangunan gedung dan jembatan.
e)
Asap Rokok
Polutan
udara yang lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap rokok. Asap rokok
mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat menyababkan batuk kronis, kanker
patu-paru, mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan
lainnya.
Perokok
dapat di bedakan menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif.
Perokok
aktif : adalah mereka yang merokok.
Perokok pasif : adalah orang yang tidak
merokok tetapi menghirup asap rokok di suatu ruangan.
Menurut
penelitian, perokok pasif memiliki risiko yang lebih besar di bandingkan
perokok aktif. Jadi, merokok di dalam ruangan bersama orang lain yang tidak
merokok dapat mengganggu kesehatan orang lain.
Akibat
yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain :
Terganggunya kesehatan manusia,
seperti batuk dan penyakit pernapasan (bronkhitis, emfisema, dan kemungkinan
kanker paru-paru.
Rusaknya bangunan karena pelapukan,
korosi pada logam, dan memudarnya warna cat.
Terganggunya pertumbuhan tananam,
seperti menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam.
Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect ) yang dapat
menaikkan suhu udara secara global serta dapat mengubah polaiklim bumi dan
mencairkan es di kutub. Bila es meleleh maka permukaan laut akan naik sehingga
mempengaruhi keseimbangan ekologi.
Terjadinya hujan asam yang
disebabkan oleh pencemaran oksidanitrogen
2) Pencemaran Air
Pencemaran air adalah peristiwa
masuknya zat, energi, unsur,atau komponen lainnya kedalam air sehingga
menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan
perubahan bau,rasa, dan warna.
Ditinjau dari asal polutan dan
sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain :
a)
Limbah Pertanian
Limbah
pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida
dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan
hewan atau manusia orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya,
upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh
hewan sasaran) serta bersifat biodegradable (dapat terurai oleh mikroba) dan
melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai.
Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air
(eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur
(blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bendungan
akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.
b)
Limbah Rumah Tangga
Limbah
rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah
tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan,
nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian
ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium,
dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran
air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga
adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan
organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan.
Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati.
Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex
berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis
(bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman.
Dikota-kota,
air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Didalam air got
yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan
dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia
mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
c)
Limbah Industri
Adanya
sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan
tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk),
polutan organik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang
mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas).
Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh
limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang kesungai agar tidak terjadi pencemaran.
Dilaut,
sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain.
Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan
kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang
mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar
tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat
menguraikan minyak.
d)
Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Sebagia
penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racundari tumbuhan atau potas
(racun) untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air.
Racun
tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih
kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk
hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut
mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya
perairan.
Akibat
yang dtimbulkan oleh pencemaran air antara lain :
Terganggunya kehidupan organisme air
karena berkurangnya kandungan oksigen.
Terjadinya ledakan populasi ganggang
dan tumbuhan air (eutrofikasi), dan
Pendangkalan Dasar perairan.
Punahnya biota air, misalnya ikan,
yuyu, udang, dan serangga air.
Munculnya banjir akibat got
tersumbat sampah.
Menjalarnya wabah muntaber.
3) Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah banyak diakibatkan
oleh sampah-sampah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, dan
peternakan.
Sampah dapat dihancurkan oleh
jasad-jasad renik menjadi mineral, gas, dan air, sehingga terbentuklah humus.
Sampah organik itu misalnya dedaunan, jaringan hewan, kertas, dan kulit.
Sampah-sampah tersebut tergolong sampah yang mudah terurai. Sedangkan sampah
anorganik seperti besi, alumunium, kaca, dan bahan sintetik seperti plastik, sulit
atau tidak dapat diuraikan. Bahan pencemar itu akan tetaputuh hingga 300 tahun
yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada
dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.
Sebaiknya, sampah yang akan dibuang
dipisahkan menjadi dua wadah. Pertama adalah sampah yang terurai, dan dapat
dibuang ketempat pembuangan sampah atau dapat dijadikan kompos. Jika pembuatan
kompos dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, maka akan dapat diperoleh hasil
yang baik. cacing tanah dapat dijual untuk pakan ternak, sedangkan tanah
kompos dapat dijual untuk pupuk.
Kedua adalah sampah yang tak
terurai, dapat dimanfaatkan ulang (penggunaulangan = reuse). Misalnya, kaleng
bekas kue digunakan lagiuntuk wadah makanan, botol selai bekas digunakan untuk
tempat bumbu dan botol bekas sirup digunakan untuk menyimpan air minum.
Baik pendaurulangan maupun
penggunaulangan dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Keuntungannya,
beban lingkungan menjadi berkurang. Kita tahu bahwa pencemaran
tidak mungkin dihilangkan. Yang dapat kita lakukan adalah mencegah dampak
negatifnya atau mengendalikannya.
Selain penggunaulangan dan pendaurulangan, masih ada
lagiupaya untuk mencegah pencemaran, yaitu melakukan penguranganbahan/
penghematan (reduce), dan melakukan pemeliharaan (repair). Dinegara maju,
slogan-slogan reuse, reduce, dan repair, banyak diedarkanke masyarakat.
Akibat yang ditimbulkan oleh
pencemaran tanah antara laina.
a) Terganggunya kehidupan organisme
(terutama mikroorganisme dalam tanah).
b) Berubahnya sifat kimia atau sifat
fisika tanah sehingga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman, dan
c) Mengubah dan mempengaruhi
keseimbangan ekologi.
B. Berdasarkan Macam Bahan Pencemaran
Menurut macam bahan pencemarnya,
pencemaran dibedakan menjdiberikut ini :
1.
Pencemaran
kimiawi : CO2 logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni,)
bahan raioaktif, pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
2. Pencemaran Biolagi : mikroorganisme
seperti Escherichia coli, Entamoeba coli, Salmonella thyposa.
3. Pencemara fisik : logam,
kaleng, botol, kaca, plastik, karet.
4. Pencemaran Suara :
kebisingan. Pencemaran Suara (kebisingan)
Dikota-kota atau di daerah dekat
industri / pabrik sering terjadi kebisingan. Pencemaran suara disebabkan oleh
masuknya bunyi gaduh diatas 50 desibel (disingkat dB, merupakan ukuran tingkat
kebisingan). Bunyi tersebut mengganggu kesehatan dan ketenangan manusia.
Kebisingan menyebabkan penduduk menjadi sulit tidur, bahkan dapat mengakibatkan
tuli, gangguan kejiwaan, dan dapat pula menimbulkan penyakit jantung, gangguan
janin dalam kandungan, dan stress.
Saat ini telah diusahakan agar
mesin-mesin yang digunakan manusia tidak terlalu bising. jika bising harus
diusahakan adanya isolator. menanam tanaman berdaun rimbun di halaman rumah
meredam kebisingan. Bagi mereka yang suka mendengarkan musik yang hingar
bingar, hendaknya mendengarkan di tempat khusus (misaldi dalam kamar) agar
tidak mengganggu orang lain.
C. Berdasarkan Tingkat Pencemaran
Menurut tingkat pencemarannya,
pencemaran dibedakan menjadisebagai berikut.
1. Pencemaran ringan, yaitu pencemaran
yang dimulai menimbulka ngangguan ekosistem lain. Contohnya pencemaran gas
kendaraan bermotor.
2. Pencemaran kronis, yaitu pencemaran
yang mengakibatkan penyakitkronis. Contohnya pencemaran Minamata, Jepang.
3. Pencemaran akut, yaitu pencemaran
yang dapat mematikan seketika. Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang
mematikan orang didalam mobil tertutup, dan pencemaran radioaktif.
4) PENCEMARAN LINGKUNGAN
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar
disebabkan oleh tangan manusia. Pencemaran air dan tanah adalah pencemaran yang
terjadi di perairan seperti sungai, kali, danau, laut, air tanah, dan
sebagainya. Sedangkan pencemaran tanah adalah pencemaran yang terjadi di darat
baik di kota maupun di desa.
Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang
telah tercemar dengan proses pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan
pemurnian tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam sekitar
kita.
Jumlah pencemaran yang sangat masal dari pihak manusia
membuat alam tidak mampu mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi
kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang terjadi. Sampah dan zat
seperti plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan akan
semakin memperparah kondisi pengrusakan alam yang kian hari kian bertambah
parah.
Sebab Pencemaran Lingkungan di Air dan di Tanah :
Erosi dan curah hujan yang tinggi.
Sampah buangan manusia dari
rumah-rumah atau pemukiman penduduk.
Zat kimia dari lokasi rumah
penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya.
Salah satu penyebab pencemaran di air yang paling terkenal
adalah akibat penggunaan zat kimia pemberantas hama DDT. DDT digunakan oleh
para petani untuk mengusir dan membunuh hama yang menyerang lahan pertanian.
DDT tidak hanya berdampak pada hama namun juga
binatang-binatang lain yang ada di sekitarnya dah bahkan di tempat yang sangat
jauh sekalipun akibat proses aliran rantai makanan dari satu hewan ke hewan
lainnya yang mengakumulasi zat DDT. Dengan demikian seluruh hewan yang ada pada
rantai makanan akan tercemar oleh DDT termasuk pada manusia.
DDT yang telah masuk ke dalam tubuh akan larut dalam lemak,
sehingga tubuh kita akan menjadi pusat polutan yang semakin hari akan
terakumulasi hingga mengakibatkan efek yang lebih menakutkan. Akibat adanya
biological magnification / pembesaran biologis pada organisme yang disebabkan
oleh penggunaan DDT.
a. Merusak jaringan tubuh makhluk hidup.
b. Menimbulkan otot kejang, otot lehah dan bisa juga kelumpuhan
Menghambat proses pengapuran dinding telur pada hewan bertelur sehingga
telurnya tidak dapat menetas.
c. Lambat laun bisa menyebabkan penyakit kanker pada tubuh.
·
DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN
a. Punahnya Spesies
Sebagaimana telah diuraikan, polutan
berbahaya bagi biota air dandarat. Berbagai jenis hewan mengelami keracunan,
kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada
yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka
terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal
terhadap bahan pencemar., adpula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus
diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut
terlampui, hewan tersebut akan mati.
b. Peledakan Hama
Penggunaan
insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka serangga
hama akan berkembang tanpa kendali.
c.
Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya spasies tertentu dapat
mengibah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring
makanan dan lairan energy menjadi berubah. Akibatnya, keseimbangan lingkngan
terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia menjadi terganggu.
d. Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan
insektisida mematikan fauna tanah. Hal ini dapat menurunkan kesuburan tanah.
Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Hal ini
juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian juga dengan terjadinya hujan
asam.
e. Keracunan dan Penyakit
Orang
yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami
keracunan. ada yang meninggal dunia, ada yang mengalami kerusakan hati, ginjal,
menderita kanker, kerusakan susunan saraf, dan bahkan ada yang menyebabkan
cacat pada keturunan-keturunannya.
f. Pemekatan Hayati
Proses
peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makhluk dikenal sebagai
pemekatan hayati (dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai biomagnificition.
g. Terbentuknya Lubang Ozon dan Efek
Rumah Kaca
Terbentuknya
Lubang ozon dan terjadinya efek rumah kacamerupakan permasalahan global yang
dirasakan oleh semua umat manusia. Hal ini disebabkan karena bahan pencemar
dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain.
·
PENANGANAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Peranan Manusia Mengatasi Pencemaran
Lingkungan. Manusia memiliki peranan yang sangat penting untuk mengatasi
pencemaran lingkungan yang terjadi akibat ulah manusia sendiri. Beberapa hal
yang dapat dilakukan manusia untuk mengatasi pencemaran lingkungan akan
diuraikan berikut ini:
a. Melakukan Penghijauan Salah satu
cara mengatasi pencemaran tanah adalah penghijauan kembali dengan cara memberi
humus tanah, sehingga tanaman kembali subur.
b. Rotasi Tanaman
Rotasi
tanaman adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan
kesuburan tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanam jenis tanaman yang
berbeda pada tempat yang sama secara bergantian.
c. Penggunaan Pupuk Seperlunya
Penggunaan
pupuk buatan seperti urea, ZA, dan NSP yang berlebihan sangat merusak
lingkungan karena dapat menyebabkan eutrofikasi dan dapat meningkatkan keasaman
tanah.Sebaiknya, petani menggunakan pupuk alami, seperti pupuk kompos dan pupuk
kandang untuk mengurangi pencemaran tanah.
d. Pembuatan Sengkedan
Salah
satu upaya untuk mengatasi kerusakan tanah karena erosi adalah dengan pembuatan
sengkedan di tanah berbidang miring, seperti lereng bukit dan pegunungan.
e. Reboisasi adalah penanaman
kembali lahan-lahan yang gundul. Hal ini dilakukan untuk mengatasi erosi karena
akar-akar pohon dapat menyerap air dan menahan tanah agar tidak terbawa air
hujan.
f.
Daur Ulang Saat ini banyak sekali
produk daur ulang yang bisa dipakai kembali.Pendaur-ulangan sampah-sampah rumah
tangga dan sampah dari pasar menjadi pupuk yang dapat dimanfaatkan petani.
Biasanya sampah pasar berupa sayur-sayuran yang telah membusuk. Jika diolah
kembali dan ditambah kotoran hewan akan menjadi pupuk alami yang sangat baik
untuk tanaman.
g.
Remediasi
Remediasi
adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis
remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ
(atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri
dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar
dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah
tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan
di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh
lebih mahal dan rumit.
h.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan
pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau
tidak beracun (karbon dioksida dan air).
5) Kebakaran
Masalah sosial lainnya yang juga sering dihadapi warga
masyarakat di lingkunganmu adalah kebakaran. Siapa yang pernah melihat
kebakaran? Kebakaran apa yang kamu saksikan itu? Apakah rumah atau hutan dan
semak belukar? Apa yang terjadi ketika kebakaran? Api melahap segala sesuatu
dengan cepat, bukan? Kebakaran yang terjadi di masyarakat umumnya merupakan kebakaran
pemukiman. Sebuah rumah terbakar dan menjalar ke rumah-rumah di sekitarnya.
Penyebabnya antara lain kompor meledak dan sambungan arus pendek (korsleting)
listrik. Karena itu, masyarakat harus sangat hatihati dengan dua hal ini.
Kebakaran pemukiman kumuh dan padat penduduk umumnya merusak sebagian bahkan
seluruh rumah yang ada di sana. Ini disebabkan karena bahan-bahan yang dipakai
untuk membangun rumah memang mudah terbakar. Selain itu, jalan masuknya sempit
sehingga sulit dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran.
Kebakaran
pemukiman sangat menyusahkan warga. Kita harus berusaha mencegah terjadinya
kebakaran di lingkungan kita. Caranya antara lain sebagai berikut.
1.
Merawat kompor supaya layak pakai dan tidak bermasalah.
2.
Merawat jaringan listrik. Kabel yang mulai mengelupas diganti.
3.
Mematikan kompor setelah memasak.
4.
Berhati-hati menggunakan lilin dan korek api.
Selain
itu juga kebakaran hutan perlu di waspadai Kebakaran hutan sering terjadi pada
musim kemarau. Asap kebakaran hutan banyak sekali. Asap kebakaran hutan
mengganggu kesehatan dan lalu lintas. Selain itu, kawasan hutan akan semakin
berkurang. Kalau terjadi kebakaran, segera menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran
terdekat. Warga juga harus saling membantu memadamkan api. Dan yang juga
penting adalah mencegah terjadinya kekacauan atau aksi pencurian yang biasanya
ikut terjadi pada saat terjadi kebakaran.
·
Faktor Penyebab Kebakaran Hutan
Faktor sosial budaya masyarakat mempunyai andil yang paling
besar terhadap adanya kebakaran hutan. Beberapa faktor penyebab kebakaran hutan
antara lain :
1.
Penggunaan api dalam kegiatan persiapan lahan Masyarakat di sekitar kawasan
hutan seringkali menggunakan api untuk persiapan lahan, baik untuk membuat
lahan pertanian maupun perkebunan seperti kopi dan coklat. Perbedaan biaya
produksi yang tinggi menjadi satu faktor pendorong penggunaan api dalam
kegiatan persiapan lahan. Metode penggunaan api dalam kegiatan persiapan lahan
dilakukan karena murah dari segi biaya dan efektif dari segi waktu dan hasil yang
dicapai cukup memuaskan.
2.
Adanya kekecewaan terhadap sistem pengelolaan hutan
Berbagai
konflik sosial sering kali muncul di tengah-tengah masyarakat sekitar kawasan
hutan. Konflik yang dialami terutama masalah konflik atas system pengelolaan
hutan yang tidak memberikan manfaat ekonomi pada masyarakat. Adanya rasa tidak
puas sebagian masyarakat atas pengelolaan hutan bisa memicu masyarakat untuk
bertindak anarkis tanpa memperhitungkan kaidah konservasi maupun hukum yang
ada. Terbatasnya pendidikan masyarakat dan minimnya pengetahuan masyarakat akan
fungsi dan manfaat hutan sangat berpengaruh terhadap tindakan mereka dalam
mengelola hutan yang cenderung desdruktif.
3. Pembalakan liar atau illegal logging
Kegiatan pembalakan liar atau illegal logging lebih banyak
menghasilkan lahan-lahan kritis dengan tingkat kerawanan kebakaran yang tinggi.
Seringkali, api yang tidak terkendali secara mudah merambat ke areal
hutan-hutan kritis tersebut. Kegiatan pembalakan liar atau illegal logging
seringkali meninggalkan bahan bakar (daun, cabang, dan ranting) yang semakin
lama semakin bertambah dan menumpuk dalam kawasan hutan yang dalam musim
kemarau akan mengering dan sangat bepotensi sebagai penyebab kebakaran hutan.
4.
Kebutuhan akan Hijauan Makanan Ternak (HMT)
Kehidupan masyarakat sekitar kawasan hutan tidak lepas dari
ternak dan penggembalaan. Ternak (terutama sapi) menjadisalah satu bentuk usaha
sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kebutuhan akan HMT dan areal
penggembalaan merupakan salah satu hal yang harus dipenuhi. Untuk mendapatkan
rumput dengan kualitas yang bagus dan mempunyai tingkat palatabilitas yang
tinggi biasanya masyarakat membakar kawasan padang rumput yang sudah tidak
produktif. Setelah areal padang rumput terbakar akan tumbuh rumput baru yang
kualitasnya lebih bagus dan kandungan gizinya tinggi.
5.
Perambahan hutan
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya sebagai agen
penyebab kebakaran hutan adalah migrasi penduduk dalam kawasan hutan (perambah
hutan). Disadari atau tidak bahwa semakin lama, kebutuhan hidup masyarakat akan
semakin meningkat seiring semakin bertambahnya jumlah keluarga dan semakin
kompleknya kebutuhan hidup. Hal tersebut menuntut penduduk untuk menambah
luasan lahan garapan mereka agar hasil pertanian mereka dapat mencukupi
kebutuhan hidupnya.
6.
Sebab lain
Sebab lain yang bisa menjadi pemicu terjainya kebakaran
adalah faktor kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya api. Biasanya
bentuk kegiatan yang menjadi penyebab adalah ketidaksengajaan dari pelaku.
Misalnya masyarakat mempunyai interaksi yang tinggi dengan hutan. Salah satu
bentuk interaksi tersebut adalah kebiasaan penduduk mengambil rotan yang
biasanya sambil bekerja mereka menyalakan rokok. Dengan tidak sadar mereka
membuang puntung rokok dalam kawasan hutan yang mempunyai potensi bahan bakar
melimpah sehingga memungkinkan terjadi kebakaran.
·
Dampak Kebakaran Hutan
Dampak yang ditimbulkan kebakaran
hutan ternyata
sangat kompleks. Kebakaran hutan tidak hanya berdampak terhadap ekologi dan mengakibatkan
kerusakan lingkungan saja. Namun dampak dari kebakaran hutan ternyata mencakup
bidang-bidang lain.
Menurut Rully Syumanda (2003), menyebutkan ada 4 aspek yang
terindikasi sebagai dampak dari
kebakaran hutan. Keempat dampak tersebut mencakup dampak terhadap kehidupan
sosial, budaya, dan ekonomi, dampak terhadap ekologis dan kerusakan lingkungan,
dampak terhadap hubungan antar negara, serta dampak terhadap perhubungan dan
pariwisata.
1.
Dampak Terhadap Sosial, Budaya, dan
Ekonomi.
Kebakaran
hutan memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan sosial, budaya, dan
ekonomi yang diantaranya meliputi:
a.
Terganggunya aktivitas sehari-hari; Asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan
secara otomatis mengganggu aktivitas manusia sehari-hari, apalagi bagi yang
aktivitasnya dilakukan di luar ruangan.
b.
Menurunnya produktivitas; Terganggunya aktivitas manusia akibat kebakaran hutan
dapat mempengaruhi produktivitas dan penghasilan.
c.
Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di dan sekitar hutan; Selain
itu, bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dari mengolah hasil hutan,
dengan terbakarnya hutan berarti hilang pula area kerja (mata pencarian).
d.
Meningkatnya hama; Kebakaran hutan akan memusnahkan sebagian spesies dan
merusak keseimbangan alam sehingga spesies-spesies yang berpotensi menjadi hama
tidak terkontrol. Selain itu, terbakarnya hutan akan membuat sebagian binatang kehilangan habitat yang
kemudian memaksa mereka untuk keluar dari hutan dan menjadi hama seperti gajah, monyet, dan binatang lain.
e.
Terganggunya kesehatan; Kebakaran hutan berakibat pada pencemaran udara oleh
debu, gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan manusia, antara lain infeksi saluran pernafasan, sesak
nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain.
f.
Tersedotnya anggaran negara; Setiap tahunnya diperlukan biaya yang besar untuk
menangani (menghentikan) kebakaran hutan. Pun untuk merehabilitasi hutan yang
terbakar serta berbagai dampak lain semisal kesehatan masyarakat dan bencana
alam yang diambilkan dari kas negara.
g.
Menurunnya devisa negara. Hutan telah menjadi salah satu sumber devisa negara
baik dari kayu maupun produk-produk non kayu lainnya, termasuk pariwisata.
Dengan terbakarnya hutan sumber devisa akan musnah. Selain itu, menurunnya
produktivitas akibat kebakaran hutan pun pada akhirnya berpengaruh pada devisa
negara.
2. Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan
Lingkungan.
Kebakaran hutan memberikan dampak
langsung terhadap ekologi dan lingkungan yang diantaranya adalah:
a.
Hilangnya sejumlah spesies; selain membakar aneka flora, kebakaran hutan juga mengancam
kelangsungan hidup sejumlah binatang. Bebrabagai spesies endemik (tumbuhan maupun hewan)
terancam punah akibat kebakaran hutan.
b.
Erosi; Hutan dengan tanamannya berfungsi sebagai penahan erosi. Ketika tanaman
musnah akibat kebakaran hutan akan menyisakan lahan hutan yang mudah terkena
erosi baik oleh air hujan bahkan angin sekalipun.
c.
Alih fungsi hutan; Kawasan hutan yang terbakar membutuhkan waktu yang lama
untuk kembali menjadi hutan. Bahkan sering kali hutan mengalami perubahan
peruntukan menjadi perkebunan.
d.
Penurunan kualitas air; Salah satu fungsi ekologis hutan
adalah dalam daur hidrologis. Terbakarnya hutan memberikan dampak hilangnya
kemampuan hutan menyerap dan menyimpan air hujan.
e.
Pemanasan global; Kebakaran hutan menghasilkan asap
dan gas CO2 dan gas lainnya. Selain itu, dengan terbakarnya hutan akan
menurunkan kemampuan hutan sebagai penyimpan karbon. Keduanya
berpengaruh besar pada perubahan iklim dan pemansan global.
f.
Sendimentasi sungai; Debu dan sisa pembakaran yang terbawa erosi akan mengendap
di sungai dan menimbulkan pendangkalan.
g.
Meningkatnya bencana alam; Terganggunya fungsi ekologi hutan akibat kebakaran
hutan membuat intensitas bencana alam (banjir, tanah longsor, dan
kekeringan) meningkat.
3.
Dampak Terhadap Hubungan Antarnegara.
Asap hasil kebakaran hutan menjadi masalah serius bukan
hanya di daerah sekitar hutan saja. Asap terbawa angin hingga ke daerah lain
bahkan mencapai berbagai negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan
Brunei Darussalam.
4.
Dampak Terhadap Perhubungan dan
Pariwisata.
Kebakaran
hutan pun berdampak pada pariwisata baik secara langsung ataupun tidak.
Dampaknya
seperti ditutupnya obyek wisata hutan dan berbagai sarana pendukungnya,
terganggunya transportasi, terutama transportasi udara. Kesemunya berakibat
pada penurunan tingkat wisatawan secara nasional.
Mengingat
sedemikian kompleknya dampak yang diakibatkan oleh kebakaran hutan sudah
selayaknya kita semua mewaspadai. Sekalipun tinggal jauh dari hutan,
menumbuhkan kesadaran akan bahaya kebakaran hutan mungkin salah satunya.
6) Rusaknya Atau Buruknya Fasilitas Umum
Ø Pengertian dan Karakteristik
Buruknya Fasilitas Umum
Fasilitas umum
merupakan fasilitas yang diadakan untuk kepentingan umum. Dikatakan “fasilitas
umum” karena keberadaan wadah atau tempat ini bersifat mempermudah atau
memperlancar terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan bersama dari kelompok atau
komunitas tertentu, misalnya, di bidang keamanan, komunikasi, rekreasi,
olahraga, pendidikan, kesehatan, administrasi publik, relijius, sosial-budaya.
Jadi, arti dari buruknya fasilitas umum adalah suatu fasilitas yang dibuat
untuk masyarakat umum tetapi tidak dapat dijaga dengan benar sehingga menjadi
fasilitas yang kotor, rusak, dan terbengkalai.
Karakteristik
buruknya fasilitas umum adalah :
Kondisi
temapat yang kotor dan rusak
Tidak
dilengkapi fasilitas yang memadai
Berdampak
buruk bagi kehidupan masyarakat.
Ø Penyebab dan Proses Terbentuknya
Rusaknya Fasilitas Umum
Penyebab buruknya fasilitas umum,
sangat erat dikaitannya dengan pemerintah dan masyarakat. Disebabkan oleh
masyarakat tidak bertanggung jawab yang telah merusak fasilitas umum, serta
fasilitas umum yang sudah rapuh termakan usia yang tidak dijaga. Ini
dikarenakan juga karena lemahnya pengawasan dari Pemerintah, disusul rendahnya
tanggung jawab moral dan penyedia jasa. Inilah yang menyebabkan rusaknya
fasilitas umum, yaitu Pemerinyah serta Masyarakat sendiri.
Proses terbentuknya rusaknya
fasilitas umum dimulai dengan adanya rasa tidak tanggung jawab dari lapisan
masyarakat, baik oleh kalangan manapun. Pada proses perbaikan fasilitas,
diperlukannya peran Pemerintah untuk mengatasinya, namun tak sedikit dari golongan
tersebut yang hanya menganggap itu hanya masalah perkotaan kecil, mudah, dan
tidak segera diatasi.
Ø Masalah yang Timbul Akibat Buruknya
Fasilitas Umum
Masalah yang timbul sebagian besar
merupakan masalah yang sudah sering terjadi di Indonesia, dan masih saja susah
untuk dihilangkan. Antara lain :
Kemacetan
Pemukiman kumuh
Pemukiman penduduk
Kecelakaan
Bencana alam, seperti banjir
dan tanah longsor.
Dan lain-lain
Ø Upaya Untuk Mengatasi Buruknya
Fasilitas Umum
Fasilitas umum
memang harus dipelihara dan dijaga oleh pemerintah. Meskipun demikian,
masyarakat harus membantu merawat dan menjaga supaya tidak cepat rusak. Kalau
ada fasilitas umum yang rusak, hendaknya segera melapor ke pihak berwenang.
Inilah beberapa upaya yang harus dilakukan oleh warga masyarakat, yaitu :
Renovasi
fasilitas umum
Segera
melapor ke pihak berwenang jika ada fasilitas umum yang rusak
Meningkatkan rasa tanggung jawab masyarakat
Menjaga
dan merawat fasilitas umum
Adanya
rasa kepedulian dari masyarakat
Dan
lain-lain
7) Perilaku Tidak Disiplin
Dalam hidup sehari-hari kita menjumpai banyak sekali
perilaku tidak disiplin. Kita ambil contoh keadaan di jalan raya. Salah satu
penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas adalah perilaku tidak disiplin.
Contoh perilaku tidak disiplin di jalan raya antara lain sebagai berikut.
1. Menjalankan kendaraan melawan arus. Hal ini umumnya dilakukan pengendara sepeda motor.
2. Mengendarai sepeda motor di tempat yang bukan semestinya, misalnya di trotoar dan jalur cepat.
3. Pengandara mobil yang parkir sembarangan.
1. Menjalankan kendaraan melawan arus. Hal ini umumnya dilakukan pengendara sepeda motor.
2. Mengendarai sepeda motor di tempat yang bukan semestinya, misalnya di trotoar dan jalur cepat.
3. Pengandara mobil yang parkir sembarangan.
4.
Angkot dan bis sering berhenti di sembarang tempat untuk menaikkan atau
menurunkan penumpang.
5. Pejalan kaki menyebrang jalan meskipun rambu untuk pejalan kaki menyala merah. Banyak juga pejalan kaki yang menyeberang bukan pada tempat semestinya.
5. Pejalan kaki menyebrang jalan meskipun rambu untuk pejalan kaki menyala merah. Banyak juga pejalan kaki yang menyeberang bukan pada tempat semestinya.
Masih banyak lagi contoh perilaku tidak disiplin dalam
masyarakat. Misalnya perilaku tidak disiplin menempatkan sampah, tidak disiplin
membayar pajak, tidak disiplin dalam antre, dan lain-lain. Coba kamu sebutkan
tiga lagi contoh perilaku tidak disiplin di lingkunganmu.
8) Penyalahgunaan Narkoba Dan Alkohol
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan
berbahaya. Narkotika adalah obat untuk menenangkan syaraf, menghilangkan rasa
sakit, dan meningkatkan rangsangan, contohnya morfin, heroin, dan kokain.
Zat-zat yang tergolong narkoba umumnya dipakai dalam dunia medis. Siapa pun
yang menggunakannya untuk tujuan di luar tujuan pengobatan (medis) tergolong
tindakan yang salah. Penyalahgunaan narkoba menjadi masalah sosial yang sangat
serius. Pemakai narkoba akan kecanduan. Zat-zat itu perlahan-lahan merusak
tubuh pemakainya. Banyaknya peredaran narkoba dan penyalahgunaan narkoba sangat
meresahkan.
Negara kita memiliki hukum yang sangat keras yang mengatur peredaran narkoba. Siapa yang berani mengedarkan narkoba jenis apapun akan dihukum sangat berat. Mereka yang menggunakannya pun bisa dihukum. Demikian pula penggunaan alkohol. Agama telah melarang umatnya untuk mengkonsumsi alkohol. Negara kita juga memiliki undang-undang yang melarang penjualan alkohol di sembarang tempat. Meskipun demikian, masih ada banyak orang yang menyalahgunakan alkohol. Kamu tahu apa yang terjadi kalau orang terlalu banyak minum alkohol? Orang itu akan mabuk. Dalam keadaan mabuk, orang bisa melakukan apa saja, termasuk kejahatan. Keadaan ini tentu akan mengganggu ketertiban masyarakat.
Negara kita memiliki hukum yang sangat keras yang mengatur peredaran narkoba. Siapa yang berani mengedarkan narkoba jenis apapun akan dihukum sangat berat. Mereka yang menggunakannya pun bisa dihukum. Demikian pula penggunaan alkohol. Agama telah melarang umatnya untuk mengkonsumsi alkohol. Negara kita juga memiliki undang-undang yang melarang penjualan alkohol di sembarang tempat. Meskipun demikian, masih ada banyak orang yang menyalahgunakan alkohol. Kamu tahu apa yang terjadi kalau orang terlalu banyak minum alkohol? Orang itu akan mabuk. Dalam keadaan mabuk, orang bisa melakukan apa saja, termasuk kejahatan. Keadaan ini tentu akan mengganggu ketertiban masyarakat.
Apa yang harus dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan
narkoba dan alkohol? Masing-masing kita menahan diri untuk tidak
menggunakannya. Kita juga mengingatkan saudara-saudara kita, teman, atau orang
lain untuk menghindari hal ini. Kalau melihat ada penyalahgunaan narkoba, kita
bisa melapor ke pihak berwajib.
9) Pemborosan Energi
Sumber energi berupa bahan bakar (minyak bumi, gas alam, dan
batu bara) suatu ketika akan habis. Sumber energi ini tidak dapat diperbarui.
Karena itu, kita harus hemat memakainya supaya sumbersumber energi ini tidak
cepat habis. Coba perhatikan keadaan di rumahmu? Apakah keluargamu termasuk
orang yang menghemat energi? Bagaimana keluargamu memakai listrik? Bagaimana
keluargamu memakai bahan bakar bensin atau solar? Apakah kamu memiliki mobil
atau sepeda motor? Apakah dalam menggunakan bahan bakar bensin dan solar, orang
tuamu termasuk orang yang boros. Kita bisa belajar menjadi hemat dalam
menggunakan energi.
Contoh cara menghemat energi antara lain sebagai
berikut.
1.
Mematikan lampu-lampu yang tidak diperlukan.
2.
Bepergian naik kendaraan umum atau sepeda.
3.
Memanfaatkan sumber energi alternatif misalnya dari tumbuhtumbuhan, angin, air,
dan matahari.
10) Kelangkaan Barang-Barang Kebutuhan
Apa yang dirasakan ibumu ketika sulit mendapatkan beras?
Tentu akan cemas, bukan? Dalam masyarakat kita beberapa kali terjadi kelangkaan
barang kebutuhan tertentu. Beberapa waktu yang lalu masyarakat kesulitan
mendapatkan kedelai. Akibatnya, kegiatan industri berbahan baku kedelai,
seperti industri tahu, tempe, susu kedelai, dan kecap terganggu. Barang-barang
kebutuhan yang sering langka antara lain minyak tanah dan minyak sayur.
Kelangkaan barang-barang kebutuhan sehari-hari meresahkan masyarakat. Oleh karena
itu, kelangkaan barang-barang termasuk masalah sosial. Pemerintah mempunyai
tugas memastikan bahwa persediaan barang-barang kebutuhan sehari-hari cukup.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah
masalah sosial ini adalah :
1.
Masalah sosial menyangkut
nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan karena
menyangkut tata kelakuan yang inmoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat
merusak.
2.
Sesuai dengan sumber-sumbernya maslah
sosial dapat diklasifkasikan dalam keempat kategori, yaitu faktor-faktor
ekonomis, biologis, biofsikologis dan kebudayaan.
3.
Ukuran- Ukuran Sosiologi Terhadap
Masalah Sosial meliputi, Kriteria Utama, Sumber-Sumber Sosial dan Masalah
Sosial, Pihak-pihak yang Menetapkan Apakah suatu Kepincangan
Merupakan Masalah Sosial atau Tidak, Perhatian Masyarkat dan Masalah Sosial
4.
Beberapa masalah sosial penting
meliputi, kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, masalah generasi muda
dalam masyarakat modern, peperangan, pelanggaran terhadap norma-norma
masyarakat, masalah kependudukan, masalah lingkungan hidup, birokrasi.
5.
Dalam memecahkan masalah sosial ada
beberapa metode yang dapat digunakan yaitu, metode preventif dan metode
represif.
B. SARAN
Dengan
adanya makalah ini diharapakan mahasiswa telah mengerti dan memahami masalah
sosial, sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan masyarakat dan mengurangi
tingkat permasalahan sosial yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar